Hari itu hari
jumat ketika kami sekelas duduk santai bersama di depan kelas, sambil makan
kwaci dan saling bercanda, hari itu tepat hari terakhir pelaksanaan Porseni di
sekolah kami, sepertinya kami memang tak
akan juara pada porseni ini, tak ada emas yg kami dapatkan dari beberapa cabang
yg dilombakan, hanya lomba melukis saja yg berhasil menyumbangkan satu satunya
emas untuk kelas kami, yah adalah sandy, siswa laki laki yg seharusnya sangat
tampan tapi dia memilih jalan lai untuk dirinya, dialah yg mewakili kelas kami
dalam lomba lokis itu, dia memang seniman yg berbakat, dia pandai melukis, dan
bakat yg lainnya adalah dia pandai mencukur, tak satu dua kali aku dicukurnya
di lorong kelas kami, dan aku pernah janji kepadanya kalau nanti aku sudah jadi
penyanyi rock terkenal maka dia akan jadi penata rambutku.
Saat itu kami
flashback pada pertandingan pertandingan yg telah kami lalui, semuanya begitu
kocak dan aneh, kami seperti hanya menghibur para penonton dengan gaya kocak
nan kompak ala kelas kami. Dan ada beberapa hal yg berkesan pada event tahunan
sekolah kami itu, Pada waktu pertandngan futsal, ini adalah favorit saya, kami
melawan anak kelas satu, aku memang berharap kami akan melawan kelas itu karena
aku sedang suka dengan salah satu gadis di kelas itu, dan menurutku ini waktu
yg tepat buat show of di depannya, benar saja saat hari pengundian tiba, aku
memang meminta pada teman temanku aku saja yg mencabut undiannya, dan tedeeeeng
kami akan benar benar melawan kelas itu sungguh senangnya, sore harinya aku
mengajak salah seorang teman kelasku Budiman untuk jogging ini untuk persiapan
pertandingan futsal yg kuanggap sangat penting dalam hidupku.
Tiga puluh
menit kemudian aku sudah mulai merasa lelah, aku memang baru kali ini jogging
seperti ini lg, Budiman menatapku sambil tertawa, iapun berkata, “ serius
sekali kau, kayak akan ikut piala dunua saja, latihan serius begini nanti ujung
ujungnya kalah juga “ hahaha dan akupun menjawabnya dengan spontan, “ Jangan liat hasilnya bro, lihat persiapannya
“ dan kami berduapun serentak tertawa mendengar kalimat yg barusan kuucapkan.
Hari yg sangat
kunanti nantipun tiba, akhirnya pagi ini kami akan bertanding melawan kelas
satu itu, tepat sebelum kami bertanding Pratiwi membagikan baju kelas, yah baju
kaos khusus punya kelas kami, kaosnya berwarna hitam dan ada tulisan nama kami
masing masing di baju kami masing masing, jelas ini menambah kepercayaan diri
kami, khususnya pada diriku. Akhirnya pertandinganpun akan dimulai, Sadli
goalkeeper sekaligus ketua kelas kami mulai pemanasan, Budiman, Santoso, Erick
dan Febri juga ikut pemanasan, aku hanya berdiri di pinggir lapangan menegadah
keatas sambil mengangkat kedua telapak tangan dan berdoa, semoga diberi hasil
yg Maximal dalam pertandingan ini.
Pertandiganpun
dimulai, wasit telah meniup peluitnya, aku sebenarnya tak berpengalaman soal
bermain futsal ataupun bermain bola, tapi aku suka berain bola, dan ternyata
bermain futsal sangat berbeda dengan bermain bola seperti biasanya, bermain
futsal lebih menguras tenaga, lapangannya yg kecil membuat kita harus terus
bergerak memblok pergerakan lawan, Hari ini aku semangat sekali, teman teman
seangkatanku dari kelas lain antusias menonton pertandingan kami, terlebih lagi
ketika aku mencetak satu gol dengan
sundulanku, sebenarnya itu hanya kebetulan saja tapi mereka merayakan gol itu, mereka
merangsek masuk kedalam lapangan dan kemudian keluar lagi, tapi kegembiraan
ternyata harus terhenti, pertandingan berakhir dengan skor 2 : 2 dan
dilanjutkan dengan adu penalty dan kamipun kalah lewat drama adu penalty itu. Sekali lagi aku katakan pada teman temanku, “Jangan
Lihat Hasilnya, Lihat persiapannya”Bersambung Bag. II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar